Jumat, 21 Oktober 2011

Artikel : Potensi Wisata Nusa Lembongan

Menguak Potensi Nusa Lembongan sebagai Kawasan Wisata Budi Daya Rumput Laut jenis Eucheuma cottoni

            Bagi Pariwisata Bali, keberadaan Pulau Nusa Lembongan adalah kebanggaan tersendiri yang tak bernilai harganya. Sebagai salah satu pulau yang diistimewakan,  hal ini tentu bukanlah suatu hal yang berlebihan, mengingat pulau yang terletak di sebelah selatan Pulau Bali ini menyimpan sejuta keunikan yang memukau wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
            Berbicara mengenai Nusa Lembongan, tentu pikiran kita akan tergiring pada keindahan Pantai Tanjung Sanghyang, pemandangan pertama yang akan dijumpai saat pertama kali menginjakkan kaki di pulau kecil tersebut. Hampir setiap orang yang pernah berkunjung ke tempat ini berpendapat bahwa semua keindahan Pulau Lembongan dapat teramati sepenuhnya di Pantai bernuansa pasir putih tersebut. Mungkin karena hamparan pohon bakau yang menjulang tinggi, juga air laut yang bernuansa kehijauan, atau mungkin suasana sunset yang eksotis menimbulkan kesan untuk kembali lagi melihatnya di lain waktu. Namun, percaya atau tidak, anggapan tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Lembongan tidak hanya terbatas pada Pantai kecil itu, namun jauh di dalam sana, banyak kearifan lokal dan budaya yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah pembudidayaan rumput laut khususnya jenis Eucheuma cottoni.
            Bagi masyarakat Lembongan, rumput laut adalah hidup mereka. Di tiap-tiap rumah, di tiap-tiap keluarga, hampir tidak ada pekerjaan lain yang dilakukan selain bergelut dalam tumpukan-tumpukan rumput laut yang menjamur. Saat ini dapat dikatakan hampir 90% masyarakat di sana berprofesi sebagai petani rumput laut. Tak khayal jika Nusa Lembongan ditengarai sebagai tempat yang paling tepat untuk mengamati proses pembudidayaan rumput laut, dari pembibitan hingga pemasaran.
            Melihat potensi yang luar biasa ini, Pemerintah daerah Kabupaten Klungkung telah menetapkan sebuah kawasan yang khusus ditujukan untuk budi daya rumput laut, yakni Pantai Tanjung Karang, yang terletak relatif tidak jauh dari komplek penginapan di daerah Tanjung Sanghyang. Di pantai yang banyak dipenuhi batu karang inilah kegiatan-kegiatan budi daya rumput laut Eucheuma cottoni dilakukan, mulai dari pembibitan hingga pemasaran, walaupun sering kali karena alasan efektivitas kegiatan pembibitan sering dilakukan di masing-masing rumah katika senja dan malam hari.
            Beberapa tahun lalu, saat belum ada publikasi khusus yang dilakukan masyarakat dan pemerintah untuk menjadikan tempat tersebut merangkap sebagai objek wisata, petani-petani rumput laut sering merasa kesulitan dalam memasarkan rumput laut mereka. Biasanya hanya ada beberapa orang saudagar yang bersedia membeli, padahal jumlah rumput laut yang dihasilkan sangatlah melimpah. Baru setelah beberapa tahun terakhir, tempat ini berkembang menjadi kawasan budi daya yang merangkap sebagai objek wisata edukatif dan mulai mendapat perhatian pihak luar.
            Saat ini, setiap harinya tak kurang dari 50 wisatawan asing yang berkunjung ke pantai tersebut. Uniknya, selain dapat melihat dan mempraktekkan langsung kegiatan budi daya rumput laut, wisatawan yang datang juga sekaligus dapat membeli rumput laut kering sebagai oleh-oleh khas Lembongan. Saat ini tersedia berpuluh-puluh sampan yang siap mengantar wisatawan ke tengah pantai untuk melihat langsung pembudidayaan rumput laut, lengkap dengan guide atau warga setempat yang dengan senang hati akan menjelaskan semua yang berhubungan dengan rumput laut, khususnya jenis Eucheuma cottoni yang paling banyak dibudidayakan di sana.
            Namun demikian, ironisnya wisatawan yang datang hanya terbatas pada wisatawan asing, sementara wisatawan lokal Indonesia sangatlah jarang bahkan terkesan tidak ada. Padahal kawasan tersebut adalah kawasan yang sangat potensial, tidak hanya untuk berekreasi, namun juga menambah wawasan  dan pengetahuan tentang budi daya rumput laut, sekaligus memudahkan petani di sana memasarkan rumput laut mereka, mengingat rumput laut jenis Eucheuma cottoni adalah salah satu spesies rumput laut yang sangat berkhasiat di bidang kesehatan, bahkan penemuan terakhir mengatakan bahwa Eucheuma cottoni merah mengandung senyawa fikoeritrin dan fikosianin yang dapat digunakan sebagai agen anti kanker yang sangat potensial. Untuk itulah diharapkan Pemerintah dan masyarakat setempat dapat berkerjasama untuk membangun, mengembangkan, dan mempublikasikan kawasan budi daya rumput laut di Nusa Lembongan sebagai salah satu objek wisata alam yang berwawasan edukatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar