Jumat, 21 Oktober 2011

Artikel : Pare sebagai Antidiabetes


Menyingkap Khasiat Pare (Momordica charabtia) Sebagai Antidiabetes
Tanaman pare (Momordica charabtia) berasal dari kawasan Asia Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha sampingan. Pare ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan, atau di sawah bekas padi sebagai penyelang pada musim kemarau.
Ada sederetan penyebutan nama tanaman pare, misalnya: paria, parea, pepareh, popare, papari, pepare, pariane, kambeh, paya, prieu, foria, pariak, paliak, truwuk, paita, poya, pudu, pentoe, beleng-gede, pania, pepule, kakariano, dan taparipong. Ini menunjukkan bahwa tanaman pare sudah tersebar di berbagai pelosok daerah. Hanya saja, masih banyak belum mengetahui bahwa pare ternyata bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan beberapa penyakit, di samping dapat meningkatkan kesehatan manusia.
Adapun kandungan gizi buah pare (Momordica charabtia)  dalam 100 gram:
No
Kandungan Gizi
Jumlah
1.
Kalori
29,00 kal
2.
Protein
1,10 gr
3
Lemak
0,30 gr
4.
Karbohidrat
6,60 gr
5.
Kalsium
45,00 mg
6.
Fosfor
64,00 mg
7.
Zat besi
1,40 mg
8.
Vitamin A
180,00 SI
9.
Vitamin B
0,08 mg
10.
Vitamin C
52,00 mg
11.
Air
91,20 gr

Berbagai riset dan penelitian menunjukkan bahwa pare sangat baik untuk penderita diabetes. Penelitian yang diterbitkan di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition membuktikan bahwa pemberian secara oral ekstrak biji pare 150 mg per kg berat badan selama 30 hari, dapat menurunan gula darah secara signifikan. Pare dapat memproduksi beta sel pankreas, sehingga pada penderita diabetes pare bermanfaat untuk mengurangi stres oksidatif. Pada suatu uji klinis pare, sembilan pasien diabetes tipe-1, pemberian ekstrak pare dengan injeksi subkutan secara signifikan dapat menurunkan gula darah dibandingkan kontrol.
Hasil penelitian menyarankan, dosis pare untuk mengendalikan diabetes adalah jus segar sebanyak 50-100 ml. Untuk bubuk kering, dosisnya adalah 3-15 gram per hari. Sedangkan untuk ekstrak kapsul pare terstandar, yang dianjurkan adalah sebanyak 100-200 mg tiga kali sehari. Namun demikian, tetap kita harus berhati-hati dalam menggunakannya, sebab ada efek samping dan toksisitas pada pare.
            Meskipun terkenal sebagai pengontrol diabetes, pare juga punya efek antioksidan. Menurut Dr.Maoshing Ni dalam bukunya Second Spring, pare mengandung vitamin A, B1, B3, dan C. Kandungan potasium pare dua kali lebih banyak dari pisang dan mengandung kalsium dua kali lebih banyak dari bayam. Selain itu, pare juga mengandung antioksidan berupa likopen, lutein, zeaksantin, dan zat warna hijau yang dapat menggagalkan proses reproduksi sel kanker payudara.
Dunia menaruh harapan pada buah pare sebagai anti-diabetes, oleh karena obat kimiawi tidak lebih aman dan lebih murah dibandingkan obat alami seperti buah pare. Untuk itu, disarankan kepada masyarakat agar mengonsumsi pare demi menambah asupan gizi keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar